Cerita Secangkir Kopi
hitam. pahit. tidak menarik. dan menjadi salah satu penyebab penyakit insomnia.
ya, itulah aku.
secangkir kopi.
aku diciptakan dengan warna tubuh hitam. tidak menarik. tidak cerah. dan memiliki rasa yang pahit. bahkan salah satu dari jenisku ada yang dihasilkan dari kotoran binatang.
banyak orang yang menatapku dengan pandangan tidak tertarik, tidak peduli, bahkan jijik.
mereka menganggapku bukan suatu hal yang nyaman dengan lidah karena rasaku yang pahit.
dan siapa orang yang mau menelan sesuatu yang dihasilkan dari kotoran binatang ?
tapi, tak sedikit pula orang-orang yang suka bahkan tergila-gila dengan kehadiranku.
mereka adalah orang-orang yang bisa menemukan kecerahan warna dibalik hitamnya warnaku.
orang-orang yang tahu bagaimana menemukan kenikmatan dibalik rasa pahitku.
dan orang-orang yang dengan hebatnya mengubah rasa jijik menjadi rasa yang memberikan kepuasaan batin.
aku selalu tersenyum setiap kali merasakan kenikmatan yang mereka rasakan ketika menegukku.
dan perasaan puas setelah aku mengalir dengan lembutnya melewati kerongkongan mereka.
aku selalu menanti saat-saat dimana mereka merasakan tegukan terakhir dariku dan itulah dimana saatnya aku memberikan kesan terbaik yang melekat di lidah dan juga di pikiran mereka. dengan begitu, mereka akan kembali untuk menikmati rasa pahitku dan dengan perlahan mereka akan kecanduan dengan hitamnya warnaku.
satu hal yang selalu aku kagumi dari mereka yang berani mencari kenikmatan dariku.
mereka adalah orang-orang hebat dalam hidup.
mereka mampu menemukan rasa manis diantara berjuta-juta rasa pahit yang tersedia.
mereka mampu menemukan nilai plus yang tersembunyi dibalik banyaknya nilai minus yang ada.
dan mereka tahu bagaimana mengubah warna hitam menjadi warna-warna cerah yang memuaskan.
nantikan cerita Setoples Kembang Gula di Secangkir Kopi dan Setoples Kembang Gula (part II).
Bersambung...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment